Friday 15 March 2013

PIDATO TAWURAN ANTAR PELAJAR


Assalamualaikum Wr Wb
Yang terhormat Bapak Drs. Haji Hariyadi, Mpd  selaku Kepala Sekolah.
Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru SMAN 3 ponorogo, juga Siswa – Siswi SMAN 3 Ponorogo yang saya kasihi.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di sini tanpa halangan suatu apapun.
Kedua kalinya Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah. Dan yang kita nantikan safaatnya di yaumul kiamah nanti…. Amin
Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan pidato tentang “tawuran di kalangan remaja”.sebelum memulai sebelumnya selamat ulang tahun untuk SMAN 3 Ponorogo, semoga kedepannya menjadi sekolah yang semakin baik, amin.
Teman – temanku sekalian, kita sudah mengetahui bahwa tawuran merupakan suatu hal yang sudah tidak asing di telinga kita. Lalu apa sebenarnya penyebab yang mendasari adanya tawuran? Baiklah, Tawuran menjadi ciri khas yang dilakukan oleh kaum laki-laki yang ingin sekali memamerkan kekuatan yang dimiliki dalam dirinya. Seseorang yang tawuran memiliki ciri khasnya tersendiri untuk melakukan tindakan yang kriminal. Seperti halnya: Mengikuti hal-hal yang bersifat negatif, membuat sebuah geng, memakai benda-benda yang tajam, dan sebagainya.
Tawuran juga memiliki nilai kerugian yang cukup besar misalnya: Terbunuh saat tawuran, Pendarahan yang cukup banyak, Merugikan orang lain, Merugikan diri kita sendiri, dan juga dapat menjelekkan nama baik sekolah yang sedang dilakukan oleh siswanya tersebut. Contohnya yang masih hangat di telinga kita belakangan ini yaitu kasus tawuran yang menelan korban siswa SMAN 70 Jakarta Alawy Yusianto Putra dan dilakukan oleh siswa dari SMAN 6 Jakarta. Diketahui kedua sekolah ini memang dari dulu sudah dikenal sebagai musuh bebuyutan. Lalu apa yang sebenarnya menjadi penyebab dari permusuhan kedua sekolah tersebut? Kenapa dari dulu selalu saja ada permusuhan? Padahal setiap tahun siswanya ganti. Apakah itu sudah menjadi ciri khas atau bahkan kebiasaan? Tidak ada yang mengetahuinya. Sejak dulu sudah banyak korban yang meninggal akibat tawuran, tetapi masih banyak pula pelajar yang tetap saja melakukan hal yang semestinya tidak mereka lakukan tersebut. Hal semacam ini tentu tidak patut dicontoh oleh siswa lain. Kita sebagai siswa tidak perlu mencontoh hal – hal seperti itu. Karena hal tersebut tidak ada untungnya bagi kita, kita tidak akan mendapat ilmu, tidak mendapat pengalaman yang berarti, bahkan tidak dibayar. Kita hanya akan mendapat rasa sakit akibat tawuran bahkan akan ditangkap polisi. Belum lagi jika orang tua kita mengetahui hal itu betapa sakitnya hati mereka mengetahui bahwa anak yang selama ini mereka didik tidak menjadi anak yang mereka harapkan. Coba kita renungkan sejenak, bagaimana dampak tawuran, baikkah tawuran bagi diri kita. Semoga Allah selalu menjadikan kita seseorang yang dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Semoga kasus yang menimpa Alawy menjadi pelajaran bagi kita semua dan semoga di masa yang akan datang tidak ada lagi kasus kasus seperti ini. Semoga kasus Alawy ini menjadi kasus yang terakhir. Amin
Baiklah teman – temanku sekalian, Sebagai siswa, kita perlu mengetahui bagaimana cara menjauhkan diri dari tawuran. Agar kita tidak terjerumus kedalamnya. Dan cara untuk mengantisipasinya agar didalam pemikiran remaja tidak berfikir buruk contohnya seperti:
1)      Mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa
2)      Kalau ada orang yang melihat kita dengan sorot mata yang sangat tajam biarkan saja.
3)      Bersikaplah sebagai seorang pelajar.
4)      Harus berfikir seelum melakukan suatu tindakan.
Teman – teman sekalian dari peristiwa diatas dapat disimpulkan bahwa Tawuran itu perbuatan yang sangat merugikan orang lain dan juga diri kita sendiri. Dan selalu ingatlah kalian bahwa setiap perilaku kita diketahui oleh Allah SWT. Tidakkah kalian sadar tawuran itu dibenci oleh Allah? Maka janganlah sekali – kali melakukan hal yang dibenci oleh Allah. Maka dari itu kita harus waspada dan harus siap dengan perilaku yang baik dan sesuai dengan aturan yang ada. Jangan jadikan diri kita rendah karena perbuatan rendah seperti tawuran.
Baiklah teman temanku sekalian mungkin hanya itulah pidato yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk kita semua. Dan apabila ada ucapan yang kurang berkenan dihati anda semuanya mohon dimaafkan.
Akhirukalam wabilahi taufik wal hidayah
Wassalamualaikum Wr Wb




Thursday 14 March 2013

lirik lagu The Tormented



For the last time
You waste my tears now
No more torment
But don’t just say you’ve gone away
You tell a fuckin’ tale
(Swallow me and spit me out)
How do I get trought of this?
(I can’t stand it anymore)
Can, you, see, me…
Smiling when I sing this song
Right, now…
I just want to be alive
You know I was dying when you told me
(That I’m not yours anymore)
You know I was dying when you told me
(You’re just playing and fooling around with me)
When the time she comes and wakes me
(She comes and wakes me)
And when she bit my lips and kissed me there
And when she holds my hand and lives my life tonight
(Live tonight)
When she said that she really loves me
Were the worst fucking days
I’m dying and bleeding of my past
I’m dying and bleeding of my past
Now slit my throat and let me bleed
Now slit my throat and let me bleed
Can, you, see, me…
Smiling when I sing this song
Right, now…
I just want to be alive
You know I was dying when you told me
(That I’m not yours anymore)
You know I was dying when you told me
(You’re just playing and fooling around with me)
When the time she comes and wakes me
(She comes and wakes me)
And when she bit my lips and kissed me there
And when she holds my hand and lives my life tonight
(Live tonight)
When she said that she really loves me
But suddenly you came to me, and begged me to be yours again
Right now you’re holding my hand but sorry baby, but all I can say is
No, hell no…!!!
Can you see the times grows older
She blew my dreams away
It’s all done, the time is over
I don’t know how to say to you
Can you see the times grows older she blew my dreams away
It’s all done, the time is over
I don’t know how to say
The time is over!!!
The time, NO!!!



Wednesday 13 March 2013

diary of past away


Diary Of Past Away
Save me
Anything was so damn empty
There were just vapors and dust..ohh life
There’s nothing left to hope for something else
Wake me on the next day that I will save
‘Cause that we couldn’t lived of this
This night will be our diary of past away
Fell the city were burning off
And six chopper were going down
Loads of army were shooting out
Where we suppose to? (And now)
It’s sick to me
So please crow whisper that we had
Should we be still leave or live
And bring with all mistake behind
Look everyone’s singing
Singing with their empty eyes
Please guys take the air to breathe
‘Cause we still have to stay in
Like your eyes
Anything was so damn empty
There were just vapors and dust..ohh life
There’s nothing left to hope for something else
Your eyes [ 4x ]
Sometimes I feel
Everything was all mistakes
Tonight I feel the sorrow
Like your eyes
Like my fantasies real
And come into me
Just like the bird fly with their broken wings
We need aid to alive for each other and
We try to believe for our independence but, sometimes I try to face it
The reality were alone even people were running on
Owh so scary and teriffy we bringing into
Hey nightmare, so please believe in me now
We’re all drawing out to youuu…





DRAMA JAKA GENDENG


NASKAH DRAMA PENTAS SENDRATASIK
XII IPA 5

Pemain :
Ø Siska Novia sebagai Putri indo
Ø Lisatul Aminin sebagai ibu jaka
Ø Raffelia Sherly sebagai Putri Sunda
Ø Iin Nurdiana sebagai Putri Surabaya
Ø Shela Roslinda sebagai Putri Gaul
Ø Irvan Insanul  sebagai Paijo (kancane Jaka Gendheng)
Ø Dhio Sasetya sebagai Jaka Gendheng

Naskah Drama:
BABAK 1
Setting : Khayangan
Bumi terasa begitu panas hari ini karena sang surya dengan gagah menampakkan kecerahannya. Namun keadaan di khayangan berbeda seratus delapan puluh derajat, suasana sejuk amat terasa menembus dedaunan yang tumbuh disekitar keputren. Dari luar keputren terdengar riuh delapan bersaudara yang tengan asyik bercengkrama.
(Putri Jawa sedang duduk disebuah kursi sambil menyanyikan tembang jawa kesukaannya. Putri Gaul tak sengaja lewat dan memarahi Putri Jawa)
sura                   : (nyanyi lagu jawa) yen ing tawang ana lintang cah bagus..aku ngenteni tekamu..marang mega ing angkasa kang mas..sun takoke pawartamu..
gaul                   : heh loe, gag usah nyanyi nyanyi kaya gitu. You know gag, nih kuping mau pecah tau denger loe nyanyi kaya gitu.
sura                   : yo ben ta rek, masalah kanggo kon.
gaul                   : berani loe ya jawab gue. Loe itu adik gue tau.
(mendengar ada keributan Putri indo datang kesumber keributan tersebut. Disusul Putri Sunda.)
indo                  : ada apa to ini?? Tiap hari kok tawuran, kagak bosan ya ?
sunda                : iya teh, aya naon atuh kok pada berantem mulu. Urang sadayana teu capek naon ya?.
sura                   : gaul iku lo rek , aku nyanyi kok di senggak i !
indo                  : ya udah . (membawa bedak ditangannya) Panas saya dengernya. Kalian tau kan keputren kita itu sumpek. Luasnya saja Cuma 2x3 meter, dihuni oleh 4 orang lagi. Jadi jangan bikin keputren bertambah sumpek dengan acara marahan marahan kalian yang tidak jelas itu.
sunda                : eta teh benar, parasea teh tos biasa
sura                   : iyo” apikan !!
gaul                   : enak aja loe ngomong , tapi ya udah deh . ayo baikan !
indo                  : nah gitu kan oke !! ( sambil bedakan )
Sunda               : ayo urang sadayana main
indo                  : apa ? jalan jalan ? itu adalah ide yang sangat bagus. Saya setuju,
sura                   : setuju , tapi nyandi yo rek?
gaul                   : iya, gimanak kalo kita pergi ke bumi saja cuy?
indo                  : apa? bumi ? tapi gimana kita kesana? Gak ada ojek ke bumi tau !
sunda                : ya ampun pinter sangat putri indonesia ieu teh. (geleng-geleng)
gaul                   : gue tau bro, naik kereta aja ! cepet dan murah, higienis lagi !
Sunda               : masa sih teeeh, tapi bukannya urang sadayana dilarang turun ka bumi atuh. Gelo pisan yak
sura                   : oh iyo rek, lali aku ! di abani bapake mengko !
indo                  : gimana sih sunda ini, tadi kan kamu yang ngajak , kok malah takut
gaul                   : cemen banget sih lo men
sunda                : iya yah, urang ngikut wae
Gaul                  : tapi ayahanda pernah crita loe, di bumi itu banyak orang jahatnya bro, suka maling sandal , duit ampek sarung aja di ambil
sura                   : tapi, apa awakmu awakmu kabeh gag bosen nan khayangan terus, apa padha gag pengen ndilok suasana anyar ing liya panggon ?
indo                  : Sekarang yang jadi persoalan gimana kalo kita gak bisa kembali ke khayangan lagi setelah kita turun ke bumi ?
sunda                : urang sadayana mau hidup dibumi selamanya?. Iya kalo disana dapat suami kaya di legenda, kalo teu kunaon atuh ?
sura                   : oh iya. (ingat sesuatu) tapi rek aku ngerti sesuatu lo masane, kon kepengen ngerti apa ora ?
gaul                   : apaan bro?
Indo                  : iya sura, sesuatu apa yang sura maksud ?
sura                   : gene rek, awake dewe menyang bumi gawe slendang ajaib e dayang trus  tetep isa balik menyang khayangan sadurunge sore lan selendange awake dewe di delekne wae. Gampang ta ?
sunda                : pinter anjen
gaul                   : haah. Keren ide mu men !
indo                  : oke besuk pagi kita berangkat ke bumi, tapi jangan sampai ayahanda tau tentang kepergian kita. Sebelum matahari terbenam kita harus sampai dikhayangan lagi.
Semua               : oke.

Atas kesepakatan bersama, akhirnya ke empat bidadari cantik tadi turun ke bumi untuk mencari suasana yang baru karena rasa penat dengan suasana khayangan yang telah bersarang dalam hati mereka. Mereka menuju kesalah satu sungai terbagus dibumi. Sungai tersebut berada di barat SMA 3 PONOROGO.

BABAK 2
Setting : sungai
Gaul                  : double wwwwaaw. (terkejut) bumi emang bagus. Gag nyesel gue bela belain ikut kesini. (berputar putar dan menari nari)
indo                  : iya kak. Bagus banget pemandangannya. Tidak seperti di khayangan. Banyak bunga bunga, air yang jernih, mentari.
gaul                   : tapi gue kok laper ya, ada makanan gak sih di bumi ni ?
sunda                :  nyak atuh pasti ayak ateh..eta mah jukut hejo hejo mantap pisan !
indo                  : kamu pikir gaul doyan makan begituan, gaul itu sukanya kentang, liat tuh badanya kaya kentang bakar !
gaul                   : weh weh weh jangan salah mbak bro, kentang itu uennaaaakk
sura                   : kok podho umres ta,tenang wae lah, apa’a sing kon jaluk mensti enek. Ora bakal awake dewe matek nan kene gara gara keluwen.
Sunda               : nyk trus kumahak ath milarian mamen. Abi oge sagat lapar ayeuna
Sura                  : ayo ndang podo golek cacing
Indo                  : apa? Kancing?
Sunda               : kancing eta nyk yang meog-meog
Gaul                  : bego loe, itu meching
Sura                  : astagfirullah..aku nduwe mbak kok podho pinter , duh gusti,sepurane nggeh !
Indo                  : kamu itu kenapa kok malah sujud syukur
Sunda               : ulah banget nyk dedek teu gaduh kesalahan
Gaul                  : bener iku cuy , cepet berdiri !
Sura                  : aku maeng muni golek cacing mbak , dudu kucing
indo                  : kirain, trus buat apa cacing itu ?
sura                   : di gawe mancing rek, ben oleh iwak trus di bakar !
sunda                : tras kumahak ath milarian cacing na
gaul                   : halah, kok ribet” to cuy, itu lo,ada persewaan alat pancing + umpan , gampang to bro.
Sura                  : weleh” gak ngomong kat maeng,
Indo                  : sudah-sudah biar aku yang sewain, tinggal aku kedipin mata , yang jaga pasti klepek-klepek
sura+sunda+gaul         : huuuuuu
(indo menghampiri seorang pencari ikan)
Indo                  : abang,,boleh pinjem pancingnya nggak? (kedip-kedip mata)
Paijo                  : (tampang cuek) boleh ambil saja semua itu, aku mau pulang ! (paijo pergi dengan tanpa peduli dengan indo)
Indo                  : waw, keren banget abang tadi.
Gaul                  : woe broo,,lama banget pinjem doang !
Indo                  : eh iya bentar, ini pancingnya.
Sura                  : yo wes rek ayo golek panggon mancing sing PW !
BABAK 3
 Setting : Rumah Jaka
Disebuah gubuk bambu, ada seorang ibu tengah menyapu ruang tamu mereka yang tampak kotor setelah beberapa TAHUN tak disapu. Setelah itu dia memanggil manggil anaknya yang tengah berada diluar rumah.
Ibu                    : jaka, kesini kamu. Ibu ingin bicara. (meletakkan sapunya)
Jaka                   : ada apa ibu ? ada apa ?
Ibu                    : tolong carikan beberapa ekor kodok untuk lauk kita makan siang nanti lee. Kita tak punya persediaan lauk makan apapun.
Jaka                   : tapi bu, jaka ingin pergi ke diskotik. Mau ajojing ajojing gitu lo bu, biar kaya orang gaul.
Ibu                    : aduh lee apa itu ? makanan apa ajojing itu lee ?
Jaka                   : aduh ibu nih, itu kegiatannya anak jaman sekarang bu.
Ibu                    : Halah, gag apa apa kalo kamu mau gojing gojing, sudah sana kesungai cari kodok dulu.
Jaka                   : aduh kok gojing ta bu, ajojing bune. Tapi nanti kodoknya  dibikin spagetii ya bu ?
Ibu                    : geti geti opo to lee?
Jaka                   : itu lo bun, makanannya orang kota, kaya mie panjang, di rebus, di tiriskan, buat bumbu, siapkan piring, di aduk, di jemur , di bakar trus di buang.
Ibu                    : walah-walah, buatnya aja ribet kaya gitu, akhirnya kok malah di buang to lee?
Jaka                   : iya bune, lha wong rasane ra karuan
Ibu                    : sudah-sudah. Nurutin kamu gak ada habisnya nanti, sana berangkat
Jaka                   : sebentar bune, nanti kodok nya yang besar apa yang kecil
Ibu                    : yang besar to lee
Jaka                   : yang hijau apa biru
Ibu                    : hijau lee, nanti kalau makan yang biru bisa diabetes
Jaka                   : yang jantan apa betina
Ibu                    : jantan aja, biar rasanya gurih
Jaka                   : yang gemuk apa kurus
Ibu                    : yang gemuk aja, yang kurus pasti busung lapar
Jaka                   : nangkapnya pakai tangan apa kaki
Ibu                    : terserah kamu lee, ibu mau bunuh diri saja kalau kamu masih tanya lagi
Jaka                   : eh iya bune, jaka berangkat ! ( berlari keluar rumah )

Jaka Gendheng akhirnya berangkat untuk mencari kodok sebagai santapannya siang ini.




BABAK 4
Setting : disawah, didekat sungai
Jaka mulai berjalan kaki menyusuri desanya dengan membawa karung kecil untuk wadah kodok.  Jaka  terus berjalan hingga sampailah dia di tepi sawah milik sahabatnya, paijo.
Jaka                   : hey  paijo, ngapain kamu disitu?
paijo                  : biasalah, kerja sampinganku (sambil terus mencangkul sawahnya). Kalo siang gini nyangkul disawah, kalo malem nampang ditanah lawang ciiin (kaya bencong).
Jaka                   : ssstt, jangan keras keras nanti pada tau kebiasaan kita lagi. (tertawa kecil)
paijo                  : iya. Eh kamu mau kemana kok pake bawa karung segala. Mau nyulik anak siapa kamu ?
Jaka                   : mau nyulik putri kodok nih, mau dibuat steak kodok mak nyos.
paijo                  : hah ? (terkejut) steak gembos ? makanan apa itu?
Jaka                   : woo dasar paijo, steak mak nyooooss bukan gembos
Paijo                  : halah sudah terserah kamu saja , paling rasanya juga kaya kodok, mau di bikin steak,spageti,prekedel, atau apalah tetep aja dari KODOK
Jaka                   : bener juga kamu lee, tapi ya gimana lagi, mau beli daging sapi nggak punya uang
paijo                  : kok beli daging sapi, kamu makan beras aja ngutang di tokonya pak topik.
Jaka                   : ah sudah-sudah malah ngomongin beras, eh jo, kamu gak mikir tentang jodoh hidup ya?
Paijo                  : kamu itu gila ya, ya pasti mikir lah..lelaki mana yang tidak mau nikah.
Jaka                   : gaya amat kamu jo, emang ada yang mau sama laki-laki kere kaya kita?
Paijo                  : kalau aku sih pasti ada yang mau, kalau kamu tak tau lah,, suram sekali wajahmu itu !
Jaka                   : hmm.
Paijo                  : eh tapi susah juga ya nyari jodoh jaman sekarang, ceweknya pada mata duitan, apa itu namanya..tre tre tre... (bingung mengingat sesuatu)
Jaka                   : antree?
Paijo                  : bukan bego, ah aku ingat matre , itu bahasa gaulnya !
Jaka                   : sok gaul, jaman sekarang mending kalau nyari cewek liat hatinya saja, jangan lihat rupanya, soalnya cewek sekarang jago nipu !
Paijo                  : wong edan, kalau lihat hatinya berarti harus di bedah dulu dong !
Jaka                   : kamu tu yang gila, ngomong dari tadi kagak nyambung.
Jaka                   : Ya sudah aku mau cap cus dulu. Keburu siang, nanti kulitku item lagi.
paijo                  : (mengernyitkan dahi) cari saja di sana, tadi aku melihat beberapa kodok lagi ngopi !
jaka                   : gak waras kamu !
paijo                  : ( melambaikan tangan dan cium jauh )
jaka                   : iyuuuhh !
jaka pergi meninggalkan paijo dan tanpa di sengaja dia menuju tempat dimana ke empat bidadari tadi sedang memancing.
BABAK 5
Setting: Sungai

Jaka                 : haduh. (mengeluh) kemana nih harus cari kodok. Si ibu ada ada saja masa anaknya mau ajojing malah disuruh caro kodok. (menirukan gaya gangnam style). Sip nasip jadi anak tunggal, sudah di suruh-suruh bune, punya tampang obralan, duit nggak punya. Gimana nyari jodohnya ya . duh gusti bantuin hamba ini (sujud)

Tiba-tiba dia mendengar suara gaduh di seberang sungai,dia melihat diseberang sungai ada empat bidadari cantik yang tengah memancing dan bercanda disungai
.
Jaka                   : walah bejo tenan, ada acara apa kok cewek=cewek mancing di sungai itu ya? Aku dekatin saja lah ! (bersembunyi di balik pohon )

Para bidadari masih tetap bercanda tanpa tahu kehadiran jaka

Gaul                : ikan, pus pus pus ! ayok makan umpan gue, rasanya lezat beud. (memancing)
indo                  : ampek lebaran kucing kamu gak bakal dapat ikan kakak, umpan mu saja batu, mana mungkin ikan mau makan !
sura                   : iyo. Bene kon ngenteni ngampi kesel. Yak apa, iwak kok dikeki panganan watu.
sunda                : ulah gandeng ath aa. Eugkeu laukna sieun. Eugkeu laukna alim mam umpam. Dimam nyalirak weu umpanya.
Semua               : (menatap sunda dengan wajah suram)
Sunda               : jangan lihatin aku. Malu tau !
Sura                  : lha kok PD !
Indo                  : ngomong-ngomong mancing dari subuh ampek subuh lagi kok nggak dapat ikan sih, mana panas lagi (kipas-kipas)
Gaul                  : ikannya masih arisan mungkin.
Sunda               : hidup di bumi susah, mancing aja pakai umpan !
Sura                  : ning ngendi wae panggone , jenenge arek mancing yo gawe umpan to rek.
Gaul                  : percumak ngomong sama sunda, mending ngomong sama rumput yang berjoget ajah
Indo                  : wah, di bumi rumputnya bisa joget ya, keren amat !
Sura                  : kumat gendheng e !
Gaul                  : gue ngantuk bro
Sunda               : sama , aku juga ngantuk !
Indo                  : aku apalagi, kulit aku udah melepuh ni karena panasnya bumi. Mau tidur ah
Sura                  : arek i koclok kabeh, lha trus sopo sing nunggu pancinge ! walaah melu turu ae !
(semua bidadari tidur)

Di tempat persembunyian jaka
Jaka                   : aku tadi salah denger nggak ya ? masa bidadari ngomongnya amburadul gitu ! ah masa bodoh , kata buku tatang sutarman kalau aku nganbil salah satu selendang mereka maka pemilik selendang itu akan jadi istriku. Nah, kapan lagi ada acara kaya gini, aku ambil semuanya saja biar jadi istriku semua , walaah inak !
Dengan hati-hati jaka mengambil semua selendang bidadari dan membawanya pulang. Tak lama kemudian para bidadari pun terbangun.

indo                   :bangun semua , udah mau magrib ni !
gaul                   :huamb.kok gelap sih, bumi pasti belum bayar PLN
sura                    : kacamripat mu iku lo rek , kok lebe to !
sunda                 : berisik !
indo                   : (pergi mencari selendang) ngomong-ngomong aku yang lupa naruh selendang atau memang selendang kita hilang
gaul                   : appaaah ? (sambil melompat)
sura                    : moso ta rek?
Indo                  : pasti ada yang ngambil
Gaul                  : bener kan kata ayahanda, orang di bumi itu jahat-jahat
Sunda                : modar aku, aku gurung makan wedhus ki piye.
Indo                  : aku belum sempat luluran (menangis)
Sunda                : ada apa ta? Kok berisik saja
Indo                  : selendang kita hilang sunda, gimana cara kita kembali ke kayangan?
Sunda                : apaaa?
Gaul                  : sudah-sudah, loe loe loe sema nggak usah pusing-pusing, gue tau caranya nyari selendang kita.
Sura                   : kepriye carane? Nyeluk dukun opo paranormal?
Gaul                  : nggak perlu dukun. Liat ni ( mengeluarkan alat GPS)
Sunda                : apa itu, seperti remote tv di rumah ?
Gaul                  : bego loe. Ini itu namanya alat GPS. Alat yang bisa melacak dimanapun selendang kita berada, karena tadi selendang gue udah gue kasih alat pendeteksi. Gimana,keren kan gue !
Semua               : (hery)
Sunda                : memang gimana cara kerjanya?
Gaul                  : nah itu masalahnya, gue agak lupa
Sura                   : edan . bocah oon kok di pek dhewe
Indo                  : halah sini-sini biar aku yang nyari, bego lo semua (merebut alat GPS)
Kemudian para bidadari mulai menelusuri hutan untuk mencari selendang mereka, di lain tempat jaka memberitahukan ibunya kalau dia telah mendapat selendang
BABAK 6
Setting : Rumah
Jaka                   : bune (berteriak)
Ibu                     : ada apa to lee? Sudah dapat kodoknya?
Jaka                   : walah aku dapat lebih dari sebuah kodok bune
Ibu                     : trus dapat apa kambing?
Jaka                   : bukan bune, jaka bakal nikah.
Ibu                     : apa? Kamu mau menikah sama kodok? Hoalah lee lee, ibu ngerti kamu nggak punya pacar, tapi jangan nikah sama kodok ta lee
Jaka                   : bukan bune, ini lo (menunjukkan selendang)
Ibu                     :apa ini lee? Kamu nyolong dari mana?
Jaka                   : dekat sungai bune, tau nggak selendang itu miliknya bidadari bune, dan sebentar lagi bidadari itu bakal jadi istriku.
Ibu                     : kamu kok GR to lee ! memangnya para bidadari itu mau jadi istrimu. Wajahmu saja suram begitu
Jaka                   : menurut buku tatang sutarjo, kalau aku ngambil salah satu selendang milik bidadari, maka pemiliknya pasti mau jadi istriku bune
Ibu                     : hari gini kok percaya yang begituan to le
Jaka                   : sudah lah bune, bune duduk saja ! aku mau nyari paijo dulu, mau pamer gitu !
Ibu                     : eh eh sebentar, nanti mau makan apa? Di suruh nyari kodok malah dapat selendang, kamu mau makan selendang goreng?
Jaka                   : jangan ta bune. Makan apa sajalah yang penting halal
Ibu                     : apa? Sandal?
Jaka                   : halal bune !
Ibu                     : oalah gragal ?
Jaka                   : H A L A L . HA-LAL
IBU                   : pedal?
Jaka                   : iya bune, terserah saja, jaka pergi dulu ( berlari keluar rumah)
BABAK 7
Setting: hutan
Indo                  : ini sepertinya kok semakin dekat ini posisi selendang kita.
Gaul                  : seriusan? Sok tau banget sih loe!
Sura                   : lapo se kon iku eker ae?
Sunda                : lha iyaa, kan Alhamdulillah kalau udah deket.
Gaul                  : iyaa udah sih gakusah pada ngotot gitu!
Indo                  : sudah sudah. ayoo ke kiri sedikit!
Semua               : (bergerak ke kiri)
Indo                  : ke kanan sedikit
Semua               : (bergerak ke kanan)
Indo                  : ke kiri lagi
Semua               : (bergerak ke kiri)
Indo                  : eh ke kanan lagi
Semua               : (patenono aku ae lee lee)
Indo                  : hehe ayoo maju terus!
Sunda                : ayoo semangat.
Indo                  : maju terus
Semua               : (maju ke depan)
Indo                  : terus terus terus
Sura                   : ya apa se? lugur totok ndukur goblok!
Gaul                  : tuh kan apa gue bilang indo itu sok tau banget.
Indo                  : saya itu emang tahu tidak seperti kamu, dongok.
Gaul                  : lhaa itu apaan kayak gitu? Buktinya loe ngawur gak bisa baca GPS.
Indo                  : kan cuma bercanda sedikit biar tidak garing dramanya.
Sura                   : kok malah eyel – eyelan ta?
Sunda                : kenapa sih harus berantem terus? Lebih baik kita melanjutkan perjalan.
Sura                   : okee nek iku aku setuju rek.
Gaul                  ; oke lanjuuut.
BABAK 8
Setting: hutan
Jaka                   : hey jo ngapain kamu disitu?
Paijo                  : aku? Biasalah nyari ikan.
Jaka                   : kamu waras kan?
Paijo                  : maksud kamu?
Jaka                   : babak iki setting e hutan mas duduk sungai.
Paijo                  : ealah omongo to!!!
Jaka                   : kok olaolo to. Eh iyaa jo ngomong – ngomong aku mau cerita ini sama kamu, curhat gitu lah ceritanya.
Paijo                  : mau cerita apa kamu?
Jaka                   : ini coba kamu pegang (menyerahkan selendang) ini lagi ini lagi ini lagi.
Paijo                  : kok banyak banget sih? Aku gakmau beli kayak beginian. Mau buat apa coba?
Jaka                   : kamu pikir aku jualan? Ini selendang bidadari broo.
Paijo                  : hey nyebut kamu ini 2013 lhoo masih percaya sama yang seperti itu?
Jaka                   : kamu tidak percaya kan? Sama diriku pun begitu adanya. Tapi ini ciyus lhoo aku menemukan ini di sungai deket SMAGA.
Paijo                  : owalah jangan – jangan itu selendang gadis – gadis yang aku temui pagi tadi. Mereka memang cantik – cantik tapi bukan bidadari dongok. lagipula masak selendang bidadari kucel kumel kayak muka mu gini.
Jaka                   : ya nggak usah bawa bawa muka kali! Ini serius satu ini aku kasih buat kamu biar dapet istri kamu biar gak ndangkloh ae.
Paijo                  : alaah gakperlu aku, buat kamu semuanya saja. Aku mau hidup normal dapet istri sing normal. Lebih baik kita sampai disini saja aku tidak mau ketularan edanmu.
Jaka                   : (melongo) kamu ini dikasih tahu kok nggak percaya to! Nanti jangan nyesel lhoo yaa!
Paijo                  : eleeeh enggak bakal nyesel jek jek.
Indo                  : eh eh coba lihat itu kayak abang - abang yang di sungai kemarin.
Sura                   : gek???
Indo                  : ganteng banget hahaha.
Sunda                : hey jangan bercanda terus, mendingan kita tanya sama abang itu siapa tau aja dia melihat selendang kita.
Gaul                  : nah kalo kayak gitu mah setuju gue, ayoo buruan!
Kemudian mereka berjalan menghampiri Jaka dan Paijo
Jaka                   : hey hey coba lihat jo itu bidadari yang aku maksud
Paijo                  : nah itu juga gadis – gadis yang aku maksud
Jaka                   : bidadari
Paijo                  : gadis – gadis
Jaka                   : bidadari jo paijo
Paijo                  : gadis – gadis ka jaka
Indo                  : permisi bang boleh numpang tanya?
Paijo                  : maaf bisa diperjelas neng, kalo mau numpang ya numpang saja kalau mau tanya ya tanya saja!
Gaul                  : loe kok dongok banget sih jadi orang? Bahasa Indonesia dapet nilai berapa sih loe?
Jaka                   : maaf ya neng semuanya teman saya ini memang orangnya sedikit punya masalah kejiwaan. Ada yang bisa saya pangku.
Paijo                  : bantu goblok.
Jaka                   : ehh iya itu maksud saya.
Sunda                : apakah kalian pernah melihat ada orang yang bawa selendang kami atau tidak?
Jaka                   : mmmmm (bingung)
Sura                   : lapo kon? Kon ngerti a sapa sing gowo selendangku?
Jaka                   : eh tidak neng saya tidak tau.
Paijo                  : lhaa ini apa? (mengangkat selendang)
Sunda                : nah itu benar selendang kita
Sura                   : kon nyolong a?
Paijo                  : iku guduk aku.
Sura                   : lhaa terus?
Paijo                  : jaka itu lho yang nyuri
Jaka                   : ini saya nemu lho yaa nggak nyuri.
Gaul                  : nemu dimana loe?
Jaka                   : di sungai deket smaga sana.
Indo                  : itu selendang kami tolong kembalikan pada kami, kami ingin pulang.
Gaul                  : bener tuh
Sura                   : betul iku
Sunda                : betul eta teh
Jaka                   : eh kok ruwet ngene to ceritane? Kudune aku nikah lhoo.
Sura                   : sik ta! Bar iki bek.
Jaka                   : eh iyoo hahaha. Baiklah aku akan mengembalikan selendang ini asalkan salah satu dari kalian menikah denganku.
Indo                  : tapi kami tidak diizinkan untuk menikah dengan makhluk bumi.
Jaka                   : kalau begitu selendang ini tidak akan aku kembalikan.
Sunda               : salah satu diantara kita harus berkorban.
Sura                  : lha terus sapa? Kon gelem ta?
Sunda               : nggak mau, aku kan yang paling tua.
Gaul                  : emang kenapa kalau loe tua?
Sunda               : tua nya gakusah keras keras! Ya pokoknya tidak bisa.
Sura                  : lhaa terus sapa? Aku emoh
Gaul                  : gue juga nggakmau
Indo                  : kok perasaanku tidak enak ya?
Jaka                   : bagaimana?
Semua               : hehehe (menepuk – nepuk badan indo)
Sura                  : kon kan sing paling cantik
Gaul                  : loe yang paling patuh
Sunda               : jadi lebih baik kamu yang menikah dengan si jaka.
Jaka                   : bagus sekali pas sekali dengan apa yang aku inginkan.
Paijo                  : pliss aku jak en omong!
Indo                  : lhaa jaka itu nggales lhoo, kalo sama abang yang ini aku mau.
Gaul                  : kalau sama yang itu mah gue juga mau.
Sura                  : aku yo gelem a
Sunda               : apalagi saya
Jaka                   : hey yang harus dipilih disini bukan dia
Paijo                  : neng mau menikah dengan saya?
Indo                  : tentu saja saya mau.
Jaka                   : woeee yang harus di nikahi ini woee
Bidadari+ paijo : (heri)
Jaka                   : woeee gatekno aku to!
Bidadari+paijo  : (menengok kearah Paijo)
Jaka                   : jadi kamu lebih memilih paijo daripada aku?
Indo                  : maafkan aku jaka
Jaka                   : baiklah kalau itu keinginanmu. Lhaa terus aku pie? Aku karo sopo (nangis guling – guling + ngakak guling - guling)
Indo                  : kabur aja yuuk.
Lalu mereka semua meninggalkan Jaka sendirian.